A. Pembahasan.
Hubbun dunya secara bahasa bisa diartikan sebagai cinta dunia, gila dunia.
Sedangkan menurut istilah hubbun
dunya adalah lebih
memperioritaskan kehidupan duniawi dan mengenyampingkan kehidupan akhirat kelak
atau bahkan menafikan kebutuhan bekal untuk dunia akhirat kelak. Jadi dari
beberapa definisi di atas penulis menawarkan sebuah opsi pengertia mengenai
keduanya adalah suatu sifat yang terlahir dari sifat madmumah yang terdorong dari kejelekan budi dan
terlahir dari pergolakan batin yang dipicu oleh nafsu hayawaniyah.
Dalam
kehidupan sehari-hari, dalam dunia perdagangan misalnya, karena berharap
mendapatkan keuntungan yang lebih besar sampai berani mengurangi timbangan,
mengurangi takaran, berbohong tentang harga, jual beli barang illegal dan
lain-lain, yang notabene termasuk perbuatan yang dilarang agama.
Demikian
juga dalam bidang pekerjaan, demi meraih posisi, jabatan dan sejenisnya, tega
memanipulasi laporan agar mendapat perhatian pimpinan, tega menfitnah atau
mengorbankan rekan sejawat, melalaikan ibadah, bahkan tidak jarang yang berani
menjual keyakinan agamanya demi jabatan yang ingin diraihnya.
Dan
banyak lagi contoh-contoh lain, yang hakekatnya hal itu dilakukan tiada lain
semata-mata karena cintanya yang sangat kepada dunia, terlalu berlebihan
mengejar urusan dunia. Baik dilakukan secara sadar atau kasat mata, maupun yang
tidak disadari atau tidak kasat mata. Termasuk di dalamnya adalah apabila kita
sedang shalat teringat kepada pekerjaan, ingat harta, keluarga atau apa saja di
luar bacaan dan gerakan shalat, sudah termasuk hubbud dunia. Sabda Nabi SAW:
”Aku
diberi rasa cinta kepada duniamu itu tiga perkara, yaitu senang kepada
wangi-wangian, cinta kepada wanita dan ketika dijadikan padaku rasa sejuk
mataku seolah-olah aku melihat Allah di dalam shalat”.
Sifat
hubbud dunya tersebut sagat dicela oleh agama, karena merupakan pangkal dari
segala sifat kejahatan yang mencelakakan bagi manusia. Firman Allah dalam
Al-Qur’an:
”Barang
siapa menghendaki pahala akhirat niscaya Kami tambah pahala itu baginya, dan
barang siapa menghendaki pahala dunya niscaya Kami beri pahala baginya, dan
tidak ada bagian yang dia peroleh di akhirat”. (QS. Asy-Syura: 20)
Bahkan para ulama ahli
tashawuf mengatakan :
“Kebekuan iman timbul karena kerasnya hati
Kerasnya hati timbul karena kebekuan mata
Kebekuan mata timbul karena hubbud dunia”
Kerasnya hati timbul karena kebekuan mata
Kebekuan mata timbul karena hubbud dunia”
Dengan kata lain akibat
paling hebat dari hubbud dunia adalah matinya mata hati yang akan menimbulkan
bekunya iman, sehingga akan sulit menerima kebenaran (haq).
B. Cara mengobati hubbud dunya.
Disadari
atau tidak bahwa obat Hubbun Dunya terdiri dari tiga unsur: sabar, ilmu, dan amal. Secara
keseluruhan terangkum dalam hal-hal berikut ini:
1.
Ekonomis
dalam kehidupan dan arif dalam membelanjakan harta.
2. Jika seseorang bisa mendapatkan kebutuhan yang
mencukupinya, maka dia tidak perlu gusar memikirkan masa
depan, yang bisa dibantu dengan membatasi
harapan-harapan yang hendak dicapainya dan merasa yakin bahwa dia pasti akan
mendapatkan rezeki dari Allah. Jika sebuah pintu rezeki tertutup baginya,
sesungguhnya rezeki akan tetap menunggunya di pintu-pintu yang lain. Oleh
karena itu hatinya tidak perlu merasa gusar.